Rumi mengatakan: Untuk mengamalkan “kemiskinan” dalam hidup sehari-hari, anda tidak perlu turun ke jalan dan menjadi seorang pengemis. Hati anda, jiwa anda yang harus menjadi “miskin”. Tidak memiliki apa-apa, tidak terikat pada siapa pun juga, tidak mencari sandaran lain di luar Allah, menikmati pemberian-Nya tanpa keterikatan – itulah “kemiskinan diri”.

Belajarlah untuk menjadi miskin. Amalkan “kemiskinan diri”
dalam hidup sehari-hari. Sedikit-sedikit, jangan meneriaki pembantu, “Iyem,
air… Atun, teh… Wati, ini… Yanti, itu…
Anda mau mempraktekkan “kemiskinan diri”?
Mulailah dengan
membantu diri sendiri. Kurangilah ketergantungan anda pada para pembantu.
Jangan tunggu supir membuka pintu mobil anda. Buka sendiri,
apa salahnya? “Kemiskinan diri” bukanlah sebuah slogan, tetapi suatu pola hidup
yang harus dijalankan.
Menurut Rumi, pada saat ajal tiba yang bisa membantu anda
hanyalah “kemiskinan diri” yang telah anda amalkan dalam hidup sehari-hari.
Pengetahuan apa pun tidak akan membantu. Bahkan pengetahuan tentang “kemiskinan
diri” pun tidak akan membantu. Yang akan membantu adalah pengamalannya semasa
hidup.
Dia memberikan contoh:
Seorang ahli tata-bahasa bertanya kepada pendayung perahu yang
sedang membantunya menyeberangi sungai, “Apakah kamu pernah mempelajari
tata-bahasa?”
“Tidak,” jawab pendayung.
“Sayang sekali, kamu telah menyia-nyiakan separuh hidupmu tanpa
mempelajari sesuatu yang sangat penting,” kata ahli bahasa.
Komentar Sang Ahli menusuk jiwa pendayung perahu. Dia sedih, tapi
mau bilang apa? Tidak lama kemudian, tiupan angin yang dahsyat menghanyutkan
perahu itu. Pendayung perahu tahu persis bahwa sesaat lagi perahunya akan
tenggelam. Giliran dia bertanya kepada Sang Ahli, “Tuan, apakah anda bisa
berenang?”
“Tidak,” jawab Sang Ahli.
“Jika demikian, seluruh hidup anda sia-sia, karena sesaat lagi
perahu ini akan tenggelam.”
Kembali Rumi menjelaskan makna yang tersirat di balik kisah itu. “Kemiskinan diri” juga
berarti tidak menjadi sombong karena ilmu pengetahuan yang kita kuasai.
Pengetahuan tentang Tuhan dan tentang “kemiskinan diri” tidak akan membantu.
Yang membantu adalah “pengamalan” — nya.
Salam Santri Kenthir
1 komentar:
semoga bermakna
Posting Komentar
Salam Santri Kenthir.