1 Okt 2011

Tantangan Budaya


Perkembangan ’pluralisme baru’ dalam skala global telah menciptakan ruang-ruang segmentasi (segmentation space) yang semakin kompleks, dengan ’ideolog iideologi’ yang semakin berwarnawarni: ada yang prokapitalisme, ada yang antikapitalisme; ada yang proindividualisme; ada yang antinegara, ada yang antiglobalisasi; ada yang proagama, ada yang antiagama; ada yang dekonstruktif, ada yang konstruktif; ada yang pluralis, ada yang anarkis-semuanya membentuk sebuah ’hutan rimba ideologi’ plural, yang sama-sama diberi label ’pluralisme’.

Di tengah-tengah hutan rimba pluralitas ideologi baru itu, persoalan yang segera muncul adalah persoalan ’identitas kultural’ (cultural identity). Ada upaya-upaya untuk menafsirkan ’identitas kultural’ itu dalam tafsiran barunya, yang tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang membawa pada nilainilai primordial, tetapi-seperti pakaian-bisa setiap hari diganti-ganti, dipermak, dimodifikasi, direkombinasi dalam wujud hibriditas dan ekelektisisme. Tafsiran seperti ini, tentunya semakin memperumit upaya menanamkan sikap pluralisme di dalam masyarakat bangsa ini, yang belum siap, bahkan dalam bentuknya yang paling konvensional pun.

Ketidakmampuan menanamkan kesadaran pluralisme konvensional ini, terbukti dengan masih maraknya konflik-konflik bernuansa suku, agama, dan ras hingga kini. Di pihak lain, pembiakan pluralitas baru dalam realitas keseharian masyarakat-bangsa ini telah membentangkan pula resiko resiko baru dan konflik-konflik baru (new conflicts), yang tidak lagi bersumber dari sentimen-sentimen kesukuan, keagamaan, dan ras.

Dalam ancaman matinya pluralisme di atas tubuh bangsa ini, belajar dari ’gerakan-gerakan lokal’-beserta ’solusi-solusi lokal’ yang dihasilkan dalam menanamkan kesadaran akan ’pluralisme kecil’ yang juga bersifat lokal-mungkin dapat menawarkan sebuah alternatif dalam menyelesaikan problem pluralitas besar masyarakat-bangsa ini. Semangat membangun diri sendiri, sambil berusaha membangun garis-garis hubungan, interaksi, dan jaringan dengan lokalitas-lokalitas lain barangkali dapat menjaga keseimbangan nasional, agar perjalanan bangsa ini tidak keluar dari orbit yang telah disepakati bersama

SALAM KENTHIR

Baca Tulisan Terkait



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More