Ungkapan cintaku Lebih Kerbis dari Simbol Taj Mahal

Subtansi pengungkapan cinta terpendamnya Santri kenthir pada gadis pujaannya, itu sama halnya kisah cinta tulusnya Shah Jehan pada isterinya Mumtaz ul Zamani.

Awas! Saat Kaum Gay Bergentayangan Di Facebook Ku

Tulisan ini sekedar berbagi pengalaman unik selama berjejaring di facebook. Bukan untuk menghukumi minoritas kaum Gay.

28 Sep 2011

Obrolan Hot Di Facebook: Apakah Takdir itu Bisa Diubah, atau Tidak Sih?


Biasanya saya jarang ngobrol dimedia facebook bersama teman-teman dengan tema yang ruwet-ruwet. Saya sudah bertahun-tahun tak sempat dan jarang memikirkan fenomena hidup yang lebih luas dan mendalam. Hari-hari saya selalu disibukkan dengan survival hudup diri dan keluarga (menghidupi nenek dan ibu). Adalah pak Ketut teman facebook baru saya, tanpa sengaja kita telah mendiskusikan takdir tuhan walau tak sampai klimaks dan mendalam namun isi obrolan itu masih terngiang dan meliarkan pikiran saya kemana-mana. 
17:08 Saya: halo pak …slmat sore
17:08Ketut: selamat sore.apa kabar?
17:08 Saya: saya baik…bapak ini agamanya islam ya
17:09 Ketut: yup kenapa?
17:09 Saya: kok gak nyambung dengan nama ketutnya
17:09 Ketut:aku orang bali yang kebetulan lahir sebagai muslim
17:10 Saya: oh gitu ya…asik …dong…saya jawa tapi pakai nama arab
maka kelihatannya saya islam padahal saya ateis
17:12Ketut: nah, nama tidak menunjukkan apa2 kan?
17:12Saya: iya…nama kita membenarkan apalah arti sebuah nama

Perlu di ketahui itu pula awal chatting saya  dengan Ketut syahruwardi abbas terjadi beberapa bulan lalu di obrolan Facebook. Obrolan dengan Ketut syahruwardi abbas sengaja saya copy paste ini apa adanya. Bagaimanapun ia telah menginsiparasi saya untuk merenungkan kembali pikiran-pikiran yang saya miliki agar lebih difreshkan lagi.
Atau mungkin pula sebaliknya untuk Ketut  He..he.. 
Sungguh teramat asik, obrolan demi obrolan dengan Ketut syahruwardi abbas mengalir santai walau ada arus deras ideologi didalamnya, walau kita baru kenal tapi  terkesan penuh keakraban:

17:13 Ketut: kayaknya santri jadian ama temenku ya?
selamat ya
17:13Saya: jadian dua kali. kemarin sempat putus karna soal debat perubahan
17:15Ketut: hehehe. dia anak yang baik
17:16Saya: saya juga anak yang baik
tapi kebanyakan orang bilang saya bukan anak baik2
17:17Ketut: ukuran baik-buruk sangat tidak mutlak kan?
setiap orang punya ukurannya sendiri2. jadi, aku sih, nggak peduli orang mau bilang baik atau nggak
17:18 Saya: iya tuh …ternyata ukurannya berelasi dengan kekuasaan dan persepsi…sudah keliling pasar saya siaran dimasjid kalo aku nih anak baik2…ternyata…masih aja saya dipersepsikan ank tidak baik2
17:20Ketut: ya rebutlah itu kekuasaan dan bentuk persepsi baru
17:20 Saya: semua sedang berebut termasuk saya
17:21 Ketut : nanti kalau kalah, ya terima saja
17:22 Saya: kalah dan menang rasanya sama saja pak…tak mengubah kehakikian…he,,…he kata siti jenar disini dan disana sama saja rasanya sory
17:22Ketut: itu karena siti jenar belum pernah menang
hehehehe
17:24 Saya: dia sudah menang….pak! menang menurut diri dan kelompoknya
17:24Ketut : lagi2 soal persepsi

Perbincangan diatas berpijak pada “kebenaran adalah persepsi”. jika kebenaran adalah persepsi maka kebenaran itu relatif. Persepsi sepihak bagi yang mempersepsikan. Kebenaran itu relatif berarti kebenaran itu tidak mutlak, hanya berlaku pada ruang dan waktu tertentu. Demikianlah, kira-kira tentang ‘lagi-lagi persepsi’ yang melatari setiap perbedaan cara pandang antara saya dengan pak ketut. perbincangan terus mengalir, sampai kepada “apakah takdir tuhan itu adalah persepsi”? apakah tidakinclude antara nasib yang dialami manusia dengan takdir yang ditentukan tuhan. apakah takdir hanya memuat hal-hal yang berkait dengan kejadian material??

17:25:Saya: Soal definisi kebudayaan dan agama…saya sempat komentar sedikit
jadi malu saya

17:26 Ketut: Kenapa harus malu? saya orsng yang sangat terbuka. saya tidak pernah memutlakkan kebenaran. Karena aku percaya ada tuhan, maka satu2nya yang aku anggap berhak memegang kebenaran mutlak itu hanya tuhan. tapi, ya, sayangnya, tuhan nggak pernah bicara langsung dengan saya. jadi saya nggak tahu kebenaran mutlaknya
17:28Saya: sama…kebenaran itu relatif gara2 ada keyakinan maka kebenaran kelihatannya jadi mutlak
17:29Ketut : bagi aku, yang aku yakini adalah kebenaran (relatif), sedangkan yang lain tidak salah
17:29Saya: Sama sama benar. asalkan tidak saling bertabrakan
17:29Ketut: Tidak salah, bukan “benar”. tidak selalu benar
17:30Saya: tidak selalu benar itu keraguan
17:30Ketut:gak masalah untuk ragu kan?
17:31 Saya: Ragu yang cipatakan tuhan juga
17:31Ketut: aku menganggap yang aku yakini benar itu benar. sedangkan yang lain “tidak salah”
17:31 Saya: yang ateis ciptakan tuhan juga
17:31Ketut: Paradoks: ateis diciptakan tuhan?
17:32Saya: sama dengan iblis yang nyiptakan tuhan juga kan?
hoirihi wasarrihi minallahi ta`ala
17:32 Saya:Lho, keyakinan ateis kok dihubungkan dengan tuhan?
17:33 Saya: bukankah tuhan adalah maha pencipta?
17:33Ketut: bukankah ateis meyakini kebetulan2 dan meniadakan tangan tuhan?
17:34Saya: bukan kah segala yang terpikir dan yang sudah terpikir adalah takdirnya
17:34Ketut: you ateis atau nggak sih? atau hanya setengah ateis?
17:35Saya: Bukankah takdir ada lah ciptaan tuhan. Menurut pak ketut saya dipersepsikan apa? 
17:39Ketut:bagi saya, takdir itu hanya berkaitan dengan hal2 yang bersifat materi
ingat surat yasin: dan bumi berputar pada porosnya, itulah takdir allah
17:39Saya: atas dasar apa tafsir demikian itu?
17:40Ketut:lihatlah di al quran, semua kata takdir dikaitkan dengan materi
kalau kita menanam padi maka pasti tumbuh padi
itulah takdir tidak ada hubungannya dengan “nasib” yang kita pahami
takdir adalah hukum besi, kepastian allah yang menjadikan hidup kita lebih terjamin kepastiannya kalau kita mencampur dua hidrogen dengan satu oksigen, pasti akan menjadi uap air tidak akan tiba2 menjadi batu. begitu seterusnya. itulah takdir, menurut aku
17:44Saya: Ok. itu menurut pak ketut. tapi menurut saya, seingat saya  bahwa takdir kita telah ditentukan mulai dalam rahim…sampai di alam kubur.

.....Dan menurut para pembaca, apa itu takdir? bila saya adalah atheis apakah itu juga bagian dari takdir Tuhan?

 Blinkie Graphics Generator at TextSpace.net

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More