19 Sep 2011

3 Kali Mati, 3 Kali Hidup Kembali (Kisah Nyata

Innaa Lillahi Wainna Ilaihi Rhoji`un

(Sesungguhnya AKu Milik Allah dan Akan Kembali Pada Allah)
Telah Berpulang Santri Kenthir atas kepimilikan segala yang ada dalam dirinya kembali kepada Allah.
Telah mati dengan tenang kehidupan Socrates yang ada pada diri santri kenthir.
Yah, sekarang Socrates itu telah mati pada dirinya.
Dulu, Santri Kenthir selalu menganggap bahwa yang terlihat oleh mata dan yang diterima oleh pikiran adalah keraguan. Alam raya dan Alam fikiran merupakan hal yang harus dipertanyakan. Santri Kenthir  tahu, tapi ketahuannya sedikit sehingga ia perlu mempertanyakan segala hal agar pengetahuannya yang sedikit itu menjadi ketahuannya yang sebenarnya dan tidak disangsikan lagi.
Bukan sembarang pertanyaan tapi Santri Kenthir sering mempertanyakan hal-hal yang mendasar. Setiap jawaban selalu dipertanyakan lagi sehingga benar-benar menjadi jawaban yang tidak bisa dipertanyakan lagi.
Seiring dengan waktu setiap jawaban yang mendasar (mutlak) yang diperoleh dalam diri Santri Kenthir (karena usahanya) akhirnya jawaban mendasar itu  tak cukup kuat bertahan hidup dalam dirinya.
Akhirnya ia mati dengan sendirinya dalam jiwa Santri Kenthir... Inna lilla hi wainna ilahi ro ji`un.
Selanjutnya, kelahiran fitri terjadi lagi dalam diri Santri Kenthir. Jawaban-jawaban mutlak yang telah mati tersebut hidup kembali menjadi dogma-dogma pengetahuan, logika, ajaran-ajaran kebanggaannya, dan menjadi tradis/ ritual kehidupannya.
Seakan Santri Kenthir adalah segala-galanya. Sering berkoar-koar di pasar wacana, “Aku berfikir maka Aku ADa”. Sering bertindak sembarangan, “Aku berkehendak Maka Aku Ada”. Bahkan na`udzu billah Santri Kenthir sering pula tak peduli pada alam raya dan sosial, ” Aku berkuasa maka Aku ada”. “The god is death”. Begitulah jika ia diperingatkan oleh kondisi yang menekannya. “AKu adalah manusia Super Karenanya segalanya akulah penentu atas bahagia dan deritaku. Bukan oleh yang lainnya”.
Aduh kebangetan banget nih Santri Kenthir. Alam Raya dan Alam sosial pun tertantang untuk mematikannya.
Apalah arti diri seorang Santri Kenthir jika sudah di gelanggang pertarungan mempertahankan dirinya dengan kekuatan ALam raya dan Alam sosial.
Sempoyonganlah ia. Pingsan berkali-kali. “Seperti di tengah gurun pasir tandus teramat panas ia mengira bayang-bayang fatamorgana adalah air kehidupannya, setelah dikejar semakin ia tergelepar karenanya.”
Sungguh tragis nasib Santri Kenthir. Setengah hidup, setengah mati ia terus saja menjalani proses hidupnya. “Harus menerima kekalahan. Harus legowo pada kegagalan namun hidup harus dilanjutkan. Berjalan tertatih dengan kaki penuh luka, penuh nanah”.
Haha...masih belum mati juga nih, santri Kenthir.  
Agar ia tetap hidup, maka ia harus tetap berimajinasi. Segalanya apa yang telah menjadikan Santri Kenthir tragis dan bahagia adalah hasil olah imajinasi. Segalanya yang ada dalam diri Santri Kenthir dan yang ada diluar dirinya adalah Imajinasi.
“Kebenaran adalah Imajinasi. Kesalahan adalah Imajinasi.” Tak ada kebenaran. Tak ada kesalahan.
Kebenaran ada karena di topang oleh kekuasaan. Segalanya makna ada dan eksis, karena ada kuasa yang menguatkannya. Kuasa makna ada karena manusia mengimajinasikannya.
Maka, segalanya adalah manusiawi jika antara makna, kuasa, dan imajinasi saling berkelindan dalam diri Santri Kenthir dan diluar diri Santri Kenthir.
Ha ha..Santri Kenthir pun berubah jadi manusiawi.  Manusia itu berarti hanyalah kesementaraan.
Berarti pula imajinasi, makna dan kuasa yang telah berkelinadan dalam diri Santri Kenthir Pun akan mudah punah.
Sementara sisi lain Imajinasi, makna, dan kuasa dalam diri Santri Kenthir  tidak menginginkan kesementaraan dan cepat punah. Padahal apa yang di imajinasikannya, dinikmatinya, dikuasainya selalu menginginkan keabadian.
Yah keabadian hidup bagi diri Santri Kenthir. Bukan Kesementaraan.
Itulah, begitulah, Seiring dengan keyakinan diri Santri Kenthir yang menganggap segalanya adalah imajinasi dan bersifat fana dengan keinginan diri Santri Kenthir untuk hidup dalam keabadian maka Akhirnya ia pun masuk dalam kematian ketiga. Innalillahi wa inna ilahi roji`un.
“Kun Faayakuun”.
Tidak karena pikiran, tidak karena imajinasi, tidak karena oleh, dari diri Santri Kenthir, maupun oleh rekayasa alam makna. Ataupun kekuatan apa saja (alam raya dan sosial). Santri Kenthir menjadi hidup dan dihidupkan kembali oleh Allah. Yang menciptakan dan maha menentukan hidup dan kematian Santri Kenthir maupun diluar dirinya.
Kini Keabadian yang telah mati dalam diri Santri Kenthir di hidupkanNya kembali. Pikirannya diterangkan kembali. Dan hatinya sedang dibersihkannya dari selain Allah atasi segala kotoran makna, imajinasi dan kuasa.
Kini Santri Kenthir dihidupkan kembali oleh kehendakNya untuk tunduk pada takdir-takdir Allah. Dihidupkan kembali untuk meniadakan Santri Kenthir menjadi hanya Allah Maha Suci. Dihidupkan kembali untuk melanjutkan perjalananannya menuju keabadian yang takkan bertemu dengan kesementaraan lagi.
Inna lillahi wa innailaihi rhoji`un. (Sesungguhnya AKu Milik Allah dan Akan Kembali Pada Allah)


Salam Santri Kenthir

Baca Tulisan Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Salam Santri Kenthir.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More