Ungkapan cintaku Lebih Kerbis dari Simbol Taj Mahal

Subtansi pengungkapan cinta terpendamnya Santri kenthir pada gadis pujaannya, itu sama halnya kisah cinta tulusnya Shah Jehan pada isterinya Mumtaz ul Zamani.

Awas! Saat Kaum Gay Bergentayangan Di Facebook Ku

Tulisan ini sekedar berbagi pengalaman unik selama berjejaring di facebook. Bukan untuk menghukumi minoritas kaum Gay.

18 Sep 2011

Teori Modernisme


 Pengertian Modernisasi
Menurut  Astrid S Susanto (1977) modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan. Senada dengan Astris, menurut Widjojo Nitisastro: modernisasi mencangkup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis
Modernisasi dalam pengertian kekinian sangat apik dilontarkan oleh  Soerjono Soekanto: modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial, yan bisanya perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan Sosial Planing .


Syarat-syarat Modernisasi.
-Cara berfikir ilmiah ( Scientific thinking) yang institutionalized dalam the ruling class maupun masyarakat.
-Sistem administrasi negera yang baik, yang benar-benar mewujudkan bureaucracy (birokrasi).
-Adanya system pengumpula data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
-Penciptaan iklim yang favoureble dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara pengunaan alat-alat komunikasi masa.
-Tingkat organisasi yang tinggi, yang disatu pihak berarti disiplin, sedangkan dilain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
-Sentrasi wewenang dalam social planning.

 Warisan pemikiran Modernisasi

Sejak awal perumusan, aliran pemikiran modernisasi secara sadar mencari suatu bentuk teori. Dalam usahanya menjelaskan persoalan pembangunan negara-negara Dunia Ketiga, perpektif ini banyak menerima warisan pemikiran dari teori evolusi dan teori fungsionalisme. Ini terjadi kerena pengaruh teori evolusi telah terbukti mampu membantu menjelaskan proses masa peralihan dari masayarakat tradisional ke masyarakat modern negara-negara Eropa Barat, selain juga mampu menjelaskan arah yang perlu ditempuh negara Dunia Ketiga dalam proses modernisasinya.

Pewarisan pemikiran struktural-fungsionalisme ke dalam teori modernisasi terjadi lebih disebabkan oleh kenyataan, bahwa sebagian besar pendukung utama teori modernisasi seperti: Daniel Larner, Marion Levy, Neil Smelser, Samuel Eisenstadt, dan Gabriel Almond, lebih banyak terdidik dalam aliran pemikiran struktural-fungsionalisme, sewaktu mereka tengah berada dalam bangku kuliah dahulu. Oleh karena itu, kan bermanfaat apabila sebelum menyampaikan secara detail konsep-konsep pokok teori modernisasi, disampaikan terlebih dahulu secara singkat pola pikir teori evolusi dan teori fungsionalisme.


Teori Evolusi

Teori evolusi lahir pada awal abad ke-19 sesaat sesudah Revolusi Indistri dan Revolusi Perancis yang merupakan dua revolusi yang tidak sekedar menghancurkan tatanan lama, tetapi juga membentuk acuan dasar baru. Revolusi Industri menciptkan dasar-dasar ekspansi ekonomi, sedangkan Revolusi Perancis meletakkan kaidah-kaidah pembangunan politik yang berdasarkan keadilan, kebebasan, dan demokrasi.

Teori Evolusi menggambarkan perkembangan masyarakat, pertama, yaitu teori evolusi mengganggap bahwa perubahan sosial merupakan gerakan searah seperti garis lurus. Masyarakatnya berkembang dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju. Kedua, teori evolusi membaurkan antara pandangan subjektif tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial. Perubahan menuju bentuk masyarakat modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Oleh kerena itu masyarakt modern merupakan bentuk masyarakat yang dicita-citakan.


Teori Stuktural Fungsionalisme

Pemikiran Talcott Parsons memandang masyarakat manusia tak ubahnya seperti organ tubuh manusia, dan oleh kerena itu masyrakat manusia dapat juga dipelajari seperti mempelajari tubuh manusia.

Pertama, seperti struktur tubuh manusia yang memiliki berbagai bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Oleh kerena itu, masyarakat menurut Parson juga mempunyai berbagai kelambagaan yang saling terkait dan keterhantungan satu sama lain.

Kedua, karena setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan spesifik, maka dengan demikian pula setiap bentuk kelambagaan dalam masyarakat. Parson merumuskan istilah ”fungsi pokok” (fungtional imperative) untuk menggambarkan empat macam tugas utama yang harus di lakukan agar masyaraklat tidak ”mati”, yang terkenal dengan sebutan AGIL (adaptation to the envorontment, goal attaintment, integration dan latency).

Analogi dengan tubuh manusia mengakibatkan Parson merumuskan konsep ”keseimbangan dinamis-stasioner” (homeostatic equilibrium). Jika satu bagian tubuh manusia berubah, maka bagian lain akan mengikutinya. Ini dimaksudkan untuk menguragi ketegangan intern dan mancapai keseimbangan baru. Demikian juga yang terjadi pada masyarakat. Masayarakat selalu mengalami perubahan, tetapi teratur. Perubahan sosial yang terjadi pada satu lembaga lain untuk mencapai keseimbangan baru.

Namun demikian, teori fungsionalisme sering disebut sebagai konservatif, karena menganggap bahwa masyarakat akan selalu berada pada situasi harmoni, stabil, seimbang, dan mapan. Bias ini terjadi karena analogi dari masyarakat dan tubuh manusia yang dilakukan oleh Parson bisa diilustrasikan, bahwa tidak mungkin terjadi konflik antara tangan kanan dengan tangan kiri dengan tangan kanan, demikian pula tidak mungkin terjadi ada satu tubuh manusia yang membunuh dirinya sendiri dengan sengaja. Demikian pula karakter yang terdapat dalam masyarakat. Lembaga masyarakat akan selalu terkait secara harmonis, berusaha menghindari konflik, dan tidak mungkin akan menghancurkan keberadaannya sendiri.

Parson merumuskan konsep ”faktor kebakuan dan pengukur (pattern variables), dalam rangka menjelaskan perbedaan masyarakat tradisional dengan masyarakat modern. Faktor kebakuan dan pengkur (FKP) ini menjadi alat utama untuk memahami hubungan sosial yang langgeng, berulang dan mewujud dalam sistem kebudayan, yang bagi Parson merupakan sistem yang tertinggi dan terpenting.

Selanjutnya, dalam kaitannya dengan hal tersebut, ada sesuatu yang disebut dengan hubungan ”kecintaan dan kenetralan” (affective dan effective-neutral). Masyarakat tradisional cenderung memiliki hubungan ”kecintaan”, yakni hubungan yang mempribadi dan emosional. Masayarakt modern memiliki hubungan kenetralan, yakni hubungan kerja yang tidak langsung, tidak mempribadi dan berjarak. Parson juga merumuskan hubungan ”kekhususan dan universalitas” (particularistic dan universalistic). Masyarakat tradisional cenderung untuk berhubungan dengan anggota masyarakat dari satu kelompok tertentu, sehingga ada rasa untuk memilkul beban tanggung jawab bersama, sementara anggota masyarakat modern berhubungan satu sama lain dengan batas-batas norma universal, lebih tidak terkait dengan tanggung jawab kelompok dan kekhususan. Masyarakat tradisional biasanya memiliki kewajiban-kewajiban kekeluargaan, komunitas dan kesukuan (orientasi kolektif), sementara masyarakat modern lebih bersifat individualistik (orientasi diri-self orientation). Parson juga mneyatakan, bahwa masyarakat tradisional memandang penting status warisan dan bawaan (achievement). Selanjutnya Parson menyatakan bahwa masyarakat tradional belum merumuskan fungsi-fungsi kelembagaannya secara jelas (functionally diffused) dan karenanya akan terjadi pelaksanaan tugas yang tidak efisien, sebaliknya masyarakat modern tidak merumuskan secara jelas tugas masing-masing kelembagaannya (functionally specific)

Smelser : Differensiasi Struktural

Baginya modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi struktural. Ini terjadi karena, dengan proses modernisasi, ketidakteraturan masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi yang lebih khusus. Bangunan bari ini sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai substruktur yang terkait dalam menjalankan keseluruhan fungsi yang dilakukan oleh bangunan struktur lama. Perbedaannya, setelah adanya diferensiasi struktural, pelaksanaan fungsi akan dapat dijalankan secara efisien.

Contoh klasik diferensisasi struktural dapat dijumpai pada lembaga ”keluarga”. Pada masa lalu, keluarga tradisional memilki struktur yang tidak teratur rumit. Didalam suatu atap berdiam banyak keluarga, terdiri dari berbagai generasi, dan biasanya berjumlah banyak. Keluarga hanya bertanggung jawab terhadap beban penerusan keturunan dan penanggungan emosi bersama, melainkan juga bertanggung jawab terhadap produktivitas kerja (ladang pertanian bersama), pendidikan (proses sosialisasi), kesejahteraan (memberikan perawatan manusia usia lanjut) dan pendidikan agama (pemujaan kepada arwah orang tua yang meninggal).


2.3 Implikasi Kebijaksanaan pembangunan

Pertama, teori modernisasi membantu memberikan secara implisit pembenaran hubungan kekuatan yang bertolak-belakang antara masyarakat ”tradisional” dan ”modern”. Kerena Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat disebut sebagai negara maju dan negara Dunia Ketiga dikatakan sebagai tradisional dan terbelakang, maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan.

Kedua, teori modernisasi menilai idiologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga, jika negara Dunia Ketiga hendak melakukan modernisasi, mereka perlu menempuh arah yang telah dijalani oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat, dan oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari pahan komunisme. Untuk mencapai tujuan itu, teori modernisasi menyarankan agar negara Dunia Ketiga melakukan pembangunan ekonomi, meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan melembagakan demokrasi politik.

Ketiga, teori modernisasi mampu memberikan legitimasi tentang perlunya bantuan asing, khususnya dari Amerika Serikat. Jika dan kerena yang diperlukan negara Dunia Ketiga adalah kebutuhan investasi produktif dan pengenalan nilai-nilai modern, maka Amerika dan megara maju lainnya dapat membantu dengan mengirimkan tenaga ahli, mendorong para pengusaha untuk melakukan investasi di luar negeri dan memberikan bantuan untuk negara Dunia Ketiga.

Hasil Kajian Teori Modernisasi Klasik

Menurut Inkeles, mausia modern akan memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini:

 Terbuka terhadap pengalaman baru. Ini berarti, bahwa manusia modern selalu berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru.

 Manusia modern akan memilki sikap untuk semakin independen terhadap berbagai bentuk otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku dan raja.

 Manusia modern percaya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk percaya akan kemampuannya untuk menundukkan alam semesta

 Manusia modern memiliki orientasi mobilitas dan ambisi hidup yang tinggi. Mereka berkehendak untuk meniti tangga jenjang pekerjaannya.

 Manusia modern memilki rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan sesuatu jauh didepan dan mengetahui apa yang kan mereka capai dalam waktu lima tahun kedepan.

 Manusia modern aktif terlibat dalam percaturan politik. Mereka bergabung dengan berbagai organisasi kekeluargaan dan berpartisipasi aktif dalam urusan masyarakat lokal.


 Kritik Terhadap Teori Modernisasi

Pengkritik meyatakan keberatannya pada asumsi teori fungsionalisme, tentang pertentangan antara tradisi dengan modern. Pertama, menanyakan tentang apakah sesungguhnya yang disebut dengan tradisi? Apakah benar bahwa Dunia Ketiga memiliki seperangkat nilai tradisional yang hogen dan harmonis? Menurut mereka, negara Dunia Ketiga memiliki sistem nilai yang heterogen. Di negara Dunia Ketiga , misalnya, dapat dijumpai nilai tradisional kebesaran yang dimilki oleh para elite masyarakatnya, dan sekaligus juga nilai tradisional kebanykan yang dimilki oleh massa rakyat banyak. Elite masyarakat memilki rasa dan apresiasi yang tinggi terhadap puisi, lukisan, tarian, pemburuan, kenikmatan, dan filsafat; sementara massa rakyat banyak memberikan rasa apresiasi yang tinggi pada kerja keras, ketekunan, kehematan, dan ketidaktergantungan pada penghasilan.

Kedua, menanykan tentang apakah sesungguhnya nilai tradisional dan nilai modern selalu bertolak belakang? Disatu pihak, menut pengkritik, dalam masyarakat tradisional juga terdapat nilai-nilai modern. Sebagai contoh, didalam masyarakat tradisisonal Cina yang memberikan nilai penting pada status warisan dan bawaan, disaat yang sama juga memberikan nilai penting pada sistem ujian yang tidak mengenal hubungan pribadi dan juga menekankan pentingnya kebutuhan berprostasi. Di pihak lain, nilai-nilai tradisional juga dijumpai dan hadir dengan tagar ditengah-tengah masyarakjat modern. Nilai-nilai khusus, seperti usia, suku, jenis kelamin, tidak mungkin dapat dihilangkan sama sekali dalam, misalnya, proses penarikan dan promosi tenaga kerja pada birokrasi modern. Oleh karena itu, menurut pengkritik ini, nilai tradisional dan nilai modern akan selalu hidup berdampingan.

Ketiga, menyatakan tentang apakah sesungguhnya nilai-nilai tradisional selalu menghambat modernisasi? Apakah selalu diperkirakan untuk menghilanghkan nilai-nilai tradisional jika hendak mencapai modernisasi?. Bagi pengritik, terkadang nilai-nilai tradisional sangat membantu dalam upaya modernisasi. Sekadar contoh, dalam proses modernsasi Jepang. Nilai-nilai tradisional seperti ”loyalitas tanpa batas pada kaisar” akan dengan mudah untuk diubah menjadi ”loyalitas pada perusahaan”, yang akan membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi perputaran dan perpindahan tenaga kerja antarperusahaan.

Terakhir, pengritik meragukan tentang kemampuan proses modernisasi untuk secara total menghapuskan niali tradisional. Untuk pengkritik dengan jelas menyatakan, bahwa nilai tradisisonal memang masih akan selalu hadir ditangah proses modernsasi. Ini seperti yang telah dijelaskan oleh teori kelambatan budaya (cultural lag theory), bahwa nilai tradisional masih akan tetap hidup untuk jangka waktu yang panjang, sekalipun faktor situasi awal yang menumbuhkan nilai tradisional tersebut telah tiada.


Hasil Kajian Baru Teori Modernisasi

Dengan adanya berbagai pengritik tentang teori modernisasi klasik, maka teori ini menguji kembali berbagai asumsi dasarnya. Jika demikian halnya, maka hasil kajian baru ini, dalam batas-batas tertentu yang berarti, berbeda dengan teori modernisasi klasik dalam beberapa landas pijak berikut ini.

Pertama, hasil kajian baru teori modernsasi ini sengaja menghindar untuk memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern sebagai dua pengkat sistem nilai yang secara total bertolak belakang. Dalam hasil kajian baru ini, dua perangkat sistem nilai tersebut bukan saja dapat saling mewujud saling berdampingan, tetapi bahkan dapat saling mempengaruhi dan bercampur satu sama lain. Disamping itu, hasil kajian batu ini tidak lagi melihat bahwa nilai tradisional merupakan faktor penghambat pembangunan, bahkan sebaliknya, kajian baru ini secara sungguh-sungguh hendak berusaha menunjukkan sumbangan positif yang dapat diberikan oleh sistem nilai tradisional. Konsepsi ini telah banyak membukua pintu dan merumuskan agenda penelitian baru, yang oleh karenanya, peneliti teori modernisasi, kemudian lebih banyak memberikan perhatian kepada pengkajian nilai-nilai tradisonal (seperti: familisme, agama rakyat, budaya lokal), dibanding pada masa-masa sebelumnya.

Kedua, secara metodologis, kajian baru ini juga berbeda. Hasil harya baru ini tidak lagi berstandar teguh pada pada analisa yang abstrak dan tipologi, tatapi lebih cenderung untuk menberikan perharian yang seksama pada kasus-kasus nyata. Hasil kajian baru ini tidak lagi merupakan unsur keunikan sejarah. Sejarah sering dibggap sebagai faktor yang signifikan untuk menjelaskan pole perkembangan dari satu negara tertentu. Bahkan dalam kajian kasus-kasus yang mendalam sering di jumapi dibantui dengan analisa dari perspektif studi bandingnya. Karya baru ini secar jernih menanyakan berbagai kemungkinan dan sebab mengapa seperangkat pranarta sosial yang sama memainkan pern yang berbeda di negara yang berbeda.

Ketiga, sebagai akibat dari perhatiannya terhadap sejarah dan analisa anggapan tentang gerak satu arah pembangunan yang menjadikan barat sebagi satu-satunya model. Sebagai gantinya, karya-karya penelitian ini kemudian begitu saja menerima kenyataan bahwa negara Dunia Ketiga dapat memilki kesermpatan untuk menempuh arah dan menentukan model pembangunannya sendiri.

Terakhir, hasil kajian baru teori moderinsasi ini lebih memberikan perhatian pada faktor eksternal (lingkungan internasional) dibanding pada masa sebelumnya. Sekalipun perhatian utamanya masih pada faktor internal, perana faktor internasional dalam mempengaruhi proses pembangunan Negar Dunia Ketiga ini juga menaruh perhatian pada faktor konflik. Bahkan dalam analisanya, karya baeru ini sering berhasil mengintegrasikan dengan baik faktor konflik kelas, dominasi idiologi dan peranan agama.

Tabel persamaan dan perbedaan antara teori modernisasi klasik dengan teori modernisasi baru


Teori Modernisasi Klasik

Teori Modernisasi Baru

Persamaaan



Keprihatinan

Negara Dunia Ketiga

Sama

Tingkat analisa

Nasional

Sama

Variable pokok

Faktor internal:

Nilai-nilai budaya pranata sosial

Sama

Konsep pokok

Tradisional dan modern

Sama

Implikasi kebijaksanaan

Modernisasi memberi muatan positif

Sama

Perbedaan



Tradisi

Sebagai penghalang pembangunan

Faktor positif pembangunan

Metode kajian

Abstrak dan kontruksi tipologi

Studi kasus dan analisa sejarah

Arah pembangunan

Garis lurus dan menggunakan USA dan negara-negara Eropa Barat sebagai model

Berarah dan mermodel banyak

Faktor ekstern dan konflik
Tidak memperhatikan

Lebih memperhatikan

Modernisasi Di Indonesia

Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang yang sedang berupaya membangun masyarakatnya dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Hal itu dilakukan dengan adanya pembangunan masyarakat secara keseluruhan dalam bidang modernisasi.

Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia agar setara dengan masyarakat modern bangsa lain. Oleh sebab itu modernisasi di Indonesia dapat dikatakan terbuka, artinya bahwa dalam proses modernisasi tidak tertutup kemungkinan untuk menerima unsur-unsur dari luar. Namun tentunya harus ada filterisasi (penyaringan) terhadap unsur-unsur dari luar.

Gejala-gejala yang tampak dari proses modernisasi di Indonesia meliputi segala bidang, baik teknologi, politik, sosial, ekonomi, agama dan kepercayaan

Salam Santri Kenthir

Ungkapan Cintaku Lebih Kerbis dari Simbol Cinta Taj Mahal



Biar kalian gak bilang Kerbis, tetap saja akan ku bilang itu Kerbis.
Bagaimana gak kerbis, Santri kenthir hanya seorang pemuda miskin, desit, bapaknya cuma kuli bangunan, mampu meracik kalimat-kalimat yang saling bersitegangan menjadi untaian kata kebijaksanaan hidup tingkat tinggi. Racikan itu dengan anggunya diminumkan pada sang ratu tanpa membuatnya tersedak.
Coba teliti pada nuansa dan subtansi pentas drama pengungkapannya. Setara dengan drama cinta Ken Arok dan Ken Dedes! Ken Arok yang berprofesi jadi tukang rawat kuda kerajaan, begitu mencintai Ken Dedes, akhirnya mengantarkan ia jadi Raja besar ditanah Jawa. Huuh..…..…!! Mentelek.co.id.
Subtansi pengungkapan cinta terpendamnya Santri kenthir pada gadis pujaannya, itu sama halnya kisah cinta tulusnya Shah Jehan pada isterinya Mumtaz ul Zamani. 
Ketika sang istri meninggal, ia pun merasa amat terpukul. Semua kenangan akan cinta sejatinya dituangkan dalam pembangunan Taj Mahal. Pembangunannya melibatkan 20.000 pekerja, arsitek paling ahli, seniman ahli kerajinan tangan, sejumlah ahli kaligrafi, pemahat, ahli batu dari seantero India, Persia, dan Turki. Huahahaha….. haha!!
Bukan pada bentuk ungkapannya loh, ya? Tapi nuansa dan subtasinya sama-sama keren abis dengan cerita cinta yang telah melegenda dunia tersebut. Xixixi.!!!!!!
Perbedaannya, cerita cinta mereka sudah melegenda dan tercatat dalam sejarah peradaban yang terang. Sedang cerita cintaKu, keren abisnya, hanya pada tataran simbolik sekaligus membisu dalam ruang-ruang kumuh peradaban modern.
Mungkin cerita cintaku itu bisa dikatakan umum terjadi. Karena banyak pula pemuda miskin desa yang konyol nekat menyatakan cinta pada perempuan kelas papan atas. Atau itu tak lebih dari seekor kodok dalam tempurung yang rindu merengkuh rembulan.
Coba perhatikan pemakaian bahasa jawa campuran yang digunakan Santri Kenthir. Bandingkan dengan kebiasaan Santri yang sudah fasih berpola pikir intelek, informatif, sudah ngelontok baca Ihya` Ulumuddin, penggemar pemikirannya Abdurrahman Wahid, Nurcholis Majid, penyuka karya-karya Khalil Gibran, syair-syairnya para kaum sufi, dan masih banyak lagi, mestinya dan bisa saja, ia sok seksi mengungkapkan dengan bahasa-bahasa elitis, agar terlihat kuasa keinteletualannya. Tapi Santri dengan keren mengungkapkan dengan bahasa lokalan ala Jember, bukan?
Itu bertanda apa? Ingat ungkapan bahasa itu melukiskan isi jiwa para pemakainya. Artinya apa? Makna ungkapannya itulah kejujuran perasaan Santri  yang terdalam. Bukanlah rekayasa pikiran maupun sikap politis terselubungnya. 
Okelah kalau begitu, mungkin masih saja itu dianggap lipatan-lipatan pembualan. Apologisku biar dikatakan itu keren abis.
Sahabatku, teliti detail materi yang melatar-belakangi ungkapan cintanya.
Sebelum diungkapkan, cintanya Santri Kenthir itu terendap selama tiga tahunan, bukan?. Sebelumnya Santri adalah pemuda minderan dengan kemiskinan akutnya, bukan? Jika telpon berjam-berjam dengan Nining, mohon maaf, alat kelaminnya berlendir, lalu selalu berdebar-debar setiap bertemu, tiap malam - tiap hari selalu merindu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kemudian, terjadi peperangan ketegangan jiwa yang memaksa Santri puasa keprihatinan selama tiga hari tiga malam, dan menenggelamkan diri dalam kuasa Allah.
Untuk ukuran pemuda miskin biasa seperti Santri kenthir, tak banyak yang melakukan itu, brader!
Mari teruskan meneliti pada nuansanya. Bagaimana Santri kenthir meracik dari sekian tegangan yang sudah terdamaikan itu menjadi secawan anggur yang menyejukkan jiwa-jiwa peminumnya. Dengan ketenangan jiwanya, secawan agngur cinta itu diminumkan pada sang putri tanpa membuat sang puteri tersedak karenanya. Bahkan ia malah membuat sang puteri berseri-seri, bersahaja jiwanya, dan bersabda; “oh, betapa nikmat cinta tanpa memilikimu kurasakan!”.
Itu semua keren abis, bro! Itu hanya bisa dilakukan oleh pecinta yang sudah mempunyai derajat kerajaan hati tingkat tinggi! Itu tindakan pangeran bijak yang sedang mengeluarkan butiran-butiran mutiara kahidupan dari tempat kenistaannya!
He..he…hanya orang-orang tertentu yang bisa begitu, bro! Yups, walaupun tidak semua tindakan tertentu orang-orang itu berkonotasi keren abis. Trims ya Rei, Santi, yang telah memuji apa yang telah kuceritakan padamu itu dengan sebutan cerita Kerbis. Hihihi….aku baru tahu istilah Kerbis dari kalian lho!. Pujian Kerbismu mengilhamiku untuk menjelaskan sisi kerbis ungkapan pada Nining untuk aku urai lebih dalam lagi.
Jujur, hanya sekarang aku berani mengatakan pengalamanku itu keren. Aku traumatik pada mereka.. Banyak orang bilang semua itu bagian penggalan kegilaan hidup saya. Bagian kekonyolan-kekonyolan tragis ku berderet-deret. Mereka tidak seperti kalian, menganggap sebagai pengalaman cinta yang keren, apalagi sampai keren abis..(KerBis)..! Duh,,,kepalaku semakin membesar, nih!
Mereka salah menilaiku. Kalianlah yang benar, ukiran Kerbis itulah yang patut dipahatkan pada kesejarahan pengalaman cintaku masa lampau. Kalau boleh sombong lho!. Banyak torehan-torehan sejarah kerbis hidupku, bukan melulu pada cerita cinta, Thok! Walaupun kenyataannya bintang jasa ke-kerbisan-ku itu lebih condong membisu dan tertindas oleh keranjang sampah materialisme hidup masyarakat.
Aku memang mengalah pada mereka yang sering mengatakan, dengan bau busuk mulutnya, kalau semua pengalaman berharga hidupku tak lebih dari cerita ke nestapaan hidup, bukan pengalaman hidup yang sangat keren.
Yah..! dengan berat hati, oke deh, hidupku tidak keren. Aku terima dengan lapang dada. Tapi apakah mereka lebih keren? Apakah dengan pekerjaannya, jabatannya, hartanya, yang telah melarutkan mereka pada arus besar materialistik, “.. hanya, demi, untuk, kepentingan pribadinya, thok!!”, itu sudah bisa dikatakan keren?
Apa kerennya dengan mobil yang mereka pakai, rumah mewah, jabatan, jika disekelilingnya banyak yang kelaparan?. Mobil baru toh akan berakhir jadi rongsokan! Rumah mewah hanya akan menjadi trend masa lalu yang akan ketinggalan jaman. Pekerjaan mapan dan jabatan akan terbatasi oleh batasan masa!!. Tapi, dengan teramat bangga mereka merpersibuk dirinya dengan urusan-urusan blegedes itu, thok!
Dimana kerennya mereka itu, ya?
Kerja mapan, tetapi setiap hari terjebak dengan rutinitas-rutinitas yang melelahkan dan hanya berbuah kerutan-kerutan kulit yang terus menua. Kerja habis-habisan menumpuk kekayaan, mati-matian mempertahankan dan meninggikan jabatan,.padahal kelak semuanya akan berakhir jadi bangkai! Tanpa sadar mereka hanyalah robot mesin-mesin uang. Ketika nafas yang melekat meninggalkan tubuhnya, maka tak akan ada gunanya semua itu, bukan?
Sebagai pilihan hidup silahkan saja mereka menjalankannya. Tapi mohon maaf aku tidak akan meniru cara-caranya. Karena semua itu tidak keren, Bro!
Tapi awas!! (karena aku tidak ikut-ikutan cara hidup mereka), kalau pandangan tengik dengan mulut bau jengkolnya bilang, “bahwa pilihan hidupku pada masa lalu itu tidak keren!”. Aku akan sumpahi diriku kelak jadi supertar dunia. Amin..!
Sudah banyak kekerenan hidupku dimasa lalu! Tapi apa gunanya ku tunjukkan pada mereka yang sudah menganggap kemewahan dunia itulah kekerenan sejati?. Mereka Cuma berbangga-bangga dengan materi. Berharap-harap dengan amat narsisnya akan pujian-pujian palsu itu selalu menghampirinya. Ngapain, aku bilang ini itu, “kekerenanku” pada kehidupan mereka yang tak ubahnya bangkai-bangkai berjalan.
Kalau saat mengendarai mobil mewah, lalu ditengah jalan ada orang gila atau pengemis basin, tiba-tiba menghentikan mobilnya, mengajak mereka jalan-jalan, mencoba mengenali dunia mereka, bersahabat dengan mereka, ngajak makan, nyenengin mereka, baru itu disebut tindakan Kerbis, bro!. Kalau cuma dengan mobil-mobil ciptaan orang luar tersebut digunakan ngangkutin cewek-cewek cantik untuk ditiduri, itu sudah umum terjadi Bro! Tak akan ada yang memujinya.
Kerbis itu, jika kamu nemu uang 10 juta-an, lalu kamu sibuk mencari alamat si Empunya, dan mengembalikan dengan utuh. Padahal kamu sebenarnya sangat membutuhkan uang itu. Nah, itulah gaya hidup Kerbis! Itu bukan tindakan bodoh atau konyol, bro! Tapi itu mulia dan sangat istimewa!! Kira-kira seperti bunyi iklan parfum Axe:“ Itu begitu menggoda. Selanjutnya terserah anda!!”.
Gus Dur buta, memang iya, tapi beliau melampaui keterbatasan fisiknya mengabdikan hidupnya untuk bangsa, demokrasi, ummat NU, dan perdamaian dunia. Kerbis banget baliau. Beliau setara dengan Mahatma Ghandi, Bunda Theresa, Nelson Mandela, dan tokoh-tokoh dunia lainnya.
Presiden Indonesia yang Kerbis itu Cuma Gus Dur, sedang soekarno itu hanya seksi bagi kekuasaan Negara dan perempuan. Apalagi Soeharto, apalagi Habibie, apalagi Megawati, dan apalagi yang sekarang ini….. SBY..!!!
Kerbis itu seperti Mbah Surip! Sudah melanglang buana hidup diluar negeri, uangnya sudah ratusan Juta, tapi beliau masih tetap saja suka tidur dipinggiran jalan. Apalagi jalan kematiannya beliau ini, aduh itulah kematian yang ku idamkan, bro!. Kuuerrenn habis, bro!! Bukan seperti kematiaan orang yang mulutnya berbau busuk itu. Hidupnya sudah seperti bangkai berjalan, prosesi kematiannya hanya sekedar dikubur biar bau bangkainya gak menyembur keluar. Ditahlilin supaya mayatnya tidak gentanyangan jadi hantu!! I lep yu, full mbah Surip!! Huahahahaha… Huahahaha
Dan terkahir yang Kerbis poll itu seperti yang dilakukan oleh Rachel Corrie; gadis cantik, aktifis kemanusiaan asal amerika, masih berusia 23 tahun ketika tentara Zionis Israel melindasnya dengan buldoser buatan perusahaan Caterpillar hingga ia tewas. Peristiwa itu terjadi pada 16 Maret 2003-beberapa hari sebelum serangan AS ke Irak-di Rafah, ketika Corrie berusaha menghalang-halangi pasukan Zionis yang ingin menghancurkan sebuah rumah milik warga Palestina. “Rachel Corrie sebenarnya masih ingin berdansa, punya pacar, dan membuat komik. Tapi Corrie tak bisa diam dan bersenang-senang sementara di belahan dunia lain orang-orang menderita”.
Aduh banyak banget, bro! Kalau hanya mau ungkap siapa saja para pahlawan Kerbis itu. Bisa-bisa tulisanku ini hanya menjadi sinopsisnya orang-orang Kerbis.
Jadi Kerbis itu adalah tindakan yang melampaui keterbatasan-keterbatasan fisik-non fisikMU, untuk mengabdi pada nilai-nilai kemanusiaan. Kerbis adalah memberi tanpa mengharap. Tindakan-tindakan yang terpujimu, bukan tindakan haus pujian. Bukan berarti ketika tanganmu berada diatas itu sudah Kerbis. Biar memberi kalau kemudian pengemis itu kamu hardik! Biar memberi tapi kamu berharap balasannya lebih dari yang kamu beri. Itu semua namanya, ressseeek!
Kerbis itu tindakan orang-orang yang menetapkan dirinya sebagai penguasa pada kerajaan hatinya. Ia tak terpengaruh pujian maupun cacian. Singkatnya tindakan mulia yang total gitu loh!; mempertaruhkan nyawa, harga diri, harta benda, waktu, tenaga, pikiran, dengan catatan, tindakan kerbisnya tak mengharap apapun selain ia telah teramat bahagia dengan ke-kerbisannya itu sendiri.
Mengenai kekerbisanku masa lampau, tak akan pernah diketahui oleh siapapu kecuali tuhan, Nining, dan bekas gang Laskar Pelangiku. Kenapa? Karena Kerbisku tidak aku semburkan keruang publik. Lebih condong membisu dan tersisihkan oleh pengkultusan nilai-nilai kebendaan dan bau busuk mulut para kaum materialistik itu..!!.
Aku ingin menjeda catatan ini dengan memorial do`a yang pernah kupanjatkan sewaktu aku masih kenceng-kencengnya jadi orang Kerbis: “ Ya Allah, terima kasih tak terhinggaku, engkau telah tempatkan aku pada derajat kedudukan hidup yang teramat’ keren’. Tidak ada yang tahu itu. Hanya hamba dan engkau ya Allah!!. Aku teramat bahagia karenanya. Tanpamu, tanpa kehendakmu, tak mungkin hamba lakukan itu. Telah sering sikap keren hidupku telah engkau tetapkan. Duh gusti Allah!! Jagalah aku untuk selalu berada dalam garis hidup yang lurus dengan jalan hidup ‘keren’. Semua kekerenan yang kulakukan, karenamu ya Allah.!! Maka tetapkanlah aku selalu berada dijalan Mu. Jika yang ku anggap kekeranan hidup itu adalah ridhoMU, maka aku tak mengharap surgaMu ya Allah!!. Walaupun, aku takkan kuat menahan siksaan nerakaMU, namun, ya Allah!!, bila ibadah kerenku engkau berikan pahala- pahalaMu, maka, tempatkanlah hambamu ini kelak selalu berada didekat sisi kanan kanjeng Nabi Muhammad. Ya Allah!!. Mohon ampun bila pada saat ini telah terbersit jiwa-jiwa yang lancang melampaui kewajaran pengharapanku. Ya Allahuu rabbal`alamin…!”



Salam Santri Kenthir

Nenek Imro`ah (73 Tahun) Calon Pesaing Baru di Kompasiana



Nenek Imroah (Foto Pakde Bagio)
Nenek ini bukan sembarang nenek. Ia memang sudah lansia. Tapi jangan remehkan walau beliau hidup didesa. Namanya Imro’ah. Tinggal didesa  Rambipuji Kabupaten Jember-Jawa Timur. Nenek Imroa`ah  ini pegiat dan produktif menulis puisi dan tulisan lepasa.  Umur beliau sudah 73 tahun. Dalam aktifitas sehari-hari paling suka  membaca apapun yang ditemukan. Kalau tidak menemukan bacaan baru, buku lama pun dibacanya.
Nenek Imro’ah ketua Karang Werda Flamboyan.  Sebuah perkumpulan lansia ditempatnya yang konsen dalam rutinitas  jalan sehat, senam pagi, membuat kerajinan  tangan sampai posyandu lansia.
Dilahirkan di Wuluhan-Jember , 13 Maret 1938.  Nenek Imro’ah sekarang sebagai pensiunan guru SMP Negeri Rambipuji tahun 1998. Walau beliau sudah pensiun , teman-teman kompasianer jangan lekas meremehkannya. Memang ia tidak setenar khoiril anwar, tetapi semangat nenek Imro`ah untuk hidup 1000 tahun lagi tak kalah dengannya.
Inilah karya puisi berjudul Pepaya yang  bercerita tentang lansia yang kreatif, mandiri dan berdaya guna yang telah ditulisnya tahun 2006.
1296915782333190903PEPAYA
Pepaya …………….. !
Kutanam engkau dekat jendela
Kusiram, kupupuk …………. Sehat sentosa
Sosokmu pesona kalbu
Tumbuhkan haraapan selalu.
Pabila sampai waktunya
Segra hamba buka jendela
Aha …… indah nian bunga merenda
Pucuk menjulang gapai angkasa.
Pepaya ………….
Kupetik daunmu, puspamu, juga akarmu
N’tuk tingkatkan mutu bangsaku
Namun kau tetap menjulang perkasa
Kau sembahkan buahmu jua.
Kini …… senja t’lah tiba
Satnya buahmu ranum menguning
Siap dihidang di gelas dan piring
Pelepas haus dahaga.
Pepaya ………..
Purna sudah tugas muliamu
Demi lestari nusa bangsaku
Pengabdianmu tiada tara
S’moga Tuhan beri pahala.
===================================================================
Sosok nenek yang keren bukan?
Tak terbayangkan bila beliau ikut rajin pula menulis dikompasiana. Pasti kompasiana semakin seru dan tambah ramai. Saat Saya ceritakan tentang tetek bengek kompasiana, beliua sangat antusias untuk ikut pula mempubliskan hasil tulisannya dikompasiana. Bila ini terjadi, maka sayalah orang pertama yang paling direpotkan. Tapi tidak apa-apa kok, biar rumah kompasiana semakin ramai dan seru, aku mau jadi relawan admin nenek nyentrik ini!

Salam Santri Kenthir

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More